Rabu, 03 September 2008

Semangat yang Menembus Langit

Beginalah seharusnya para pemimpin negri ini BERSEMANGAT

>>> Kita memang belum Sunat, tapi kita tetap bisa semangat, Semangat untuk Bermimpi, Semangat untuk Tersenyum tiap Hari, Semangat untuk bisa dicemburui para pemimpin negri ini.

Kita lebih berani daripada tikus-tikus korupsi, lihatlah senyum kami yang tulus dan bahagia meskipun berpose rame2 untuk satu foto sekali saja. 

Semangat yang menembus langit adalah Kami, tidak peduli sebagus apa pakaian, sebanyak apa recehan di kantong, seklimis apa dandanan, dan seputih apa kulit gosong kami. Siarkan pada para pemimpin negri ini: Kami siap menjadi Guru dan pembimbing mereka. tak perlu dibayar, cukup mereka mau belajar dari kami untuk bisa punya SEMANGAT YANG MENEMBUS LANGIT.

 

Selasa, 26 Agustus 2008

IsTiMeWaNya SeOrAnG wAnItA


Sekedar renungan aja supaya kita bisa lebih menghargai wanita. 

Memang lebih untuk yang muslim, tapi agama lain juga begini kok..

Kaum feminis bilang susah jadi wanita (baca: muslimah), lihat saja peraturan dibawah ini:

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)?
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiarkan terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah kamu, lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah kamu, harta itu menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri Dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi
tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya Dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita.
Ingat firmanNya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut/tunduk kepada cara-cara/peraturan Buatan mereka. (emansipasi Ala western)

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumNya/peraturanNya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.
__________________
Marhaban Yaa Ramadhan
Mohon Maaf Lahir Bathin
Sambut Bulan Penuh Berkah Dengan Hati Yang Suci
NB: Semoga Ada yang bahas juga keistimewaan pria namun dengan ulasan kaum wanita..


Kamis, 17 April 2008

Arjuna


Arjuna (Sanskerta: अर्जुन; Arjuna) adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putera Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu puteri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna juga merupakan salah orang yang sempat menyaksikan "wujud semesta" Kresna menjelang Bharatayuddha berlangsung. Ia juga menerima Bhagawadgita atau "Nyanyian Orang Suci", yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna masih segan untuk menunaikan kewajibannya.
Arti nama
Dalam bahasa Sanskerta, secara harfiah kata Arjuna berarti "bersinar terang", "putih" , "bersih". Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa berarti "jujur di dalam wajah dan pikiran".

Arjuna mendapat julukan "Kuruśreṣṭha" yang berarti "keturunan dinasti Kuru yang terbaik". Ia merupakan manusia pilihan yang mendapat kesempatan untuk mendapat wejangan suci yang sangat mulia dari Kresna, yang terkenal sebagai Bhagawadgita (nyanyian Tuhan).

Ia memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan Dhananjaya. Ketika ia ditanya tentang sepuluh namanya sebagai bukti identitas, maka ia menjawab:

Sepuluh namaku adalah: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi dan Dhananjaya. Aku dipanggil Dhananjaya ketika aku menaklukkan seluruh raja pada saat Yadnya Rajasuya dan mengumpulkan harta mereka. Aku selalu bertarung sampai akhir dan aku selalu menang, itulah sebabnya aku dipanggil Wijaya. Kuda yang diberikan Dewa Agni kepadaku berwarna putih, itulah sebabnya aku dipanggil Shwetawāhana. Ayahku Indra memberiku mahkota indah ketika aku bersamanya, itulah sebabnya aku dipanggil Kriti. Aku tidak pernah bertarung dengan curang dalam pertempuran, itulah sebabnya aku dipanggil Wibhatsu. Aku tidak pernah menakuti musuhku dengan keji, aku bisa menggunakan kedua tanganku ketika menembakkan anah panah, itulah sebabnya aku disebut Sawyashachī. Raut wajahku unik bagaikan pohon Arjun, dan namaku adalah "yang tak pernah lapuk", itulah sebabnya aku dipanggil Arjuna. Aku lahir di lereng gunung Himawan, di sebuah tempat yang disebut Satsringa pada hari ketika bintang Uttarā Phālgunī berada di atas, itulah sebabnya aku disebut Phālguna. Aku disebut Jishnu karena aku menjadi hebat ketika marah. Ibuku bernama Prithā, sehingga aku disebut juga Pārtha. Aku bersumpah bahwa aku akan menghancurkan setiap orang yang melukai kakakku Yudistira dan menaburkan darahnya di bumi. Aku tak bisa ditaklukkan oleh siapa pun.

Sifat dan kepribadian
Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan sehingga diberi julukan "Dananjaya". Musuh seperti apapun pasti akan ditaklukkannya, sehingga ia juga diberi julukan "Parantapa", yang berarti penakluk musuh. Di antara semua keturunan Kuru di dalam silsilah Dinasti Kuru, ia dijuluki "Kurunandana", yang artinya putera kesayangan Kuru. Ia juga memiliki nama lain "Kuruprāwira", yang berarti "kesatria Dinasti Kuru yang terbaik", sedangkan arti harfiahnya adalah "Perwira Kuru".

Di antara para Pandawa, Arjuna merupakan kesatria pertapa yang paling teguh. Pertapaannya sangat kusuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan duniawi tak akan bisa menggoyahkan hati dan pikirannya.

Pusaka
Arjuna memiliki senjata sakti yang merupakan anugerah para dewata, hasil pertapaannya. Ia memiliki panah Pasupati yang digunakannya untuk mengalahkan Karna dalam Bharatayuddha. Busurnya bernama Gandiwa, pemberian Dewa Baruna ketika ia hendak membakar hutan Kandawa. Ia juga memiliki sebuah terompet kerang (sangkala) bernama Dewadatta, yang berarti "anugerah Dewa".

Arjuna mendapatkan Dropadi
Pada suatu ketika, Raja Drupada dari Kerajaan Panchala mengadakan sayembara untuk mendapatkan Dropadi, puterinya. Sebuah ikan kayu diletakkan di atas kubah balairung, dan di bawahnya terdapat kolam yang memantulkan bayangan ikan yang berada di atas. Kesatria yang berhaisl memanah ikan tersebut dengan hanya melihat pantulannya di kolam, berhak mendapatkan Dropadi.

Berbagai kesatria mencoba melakukannya, namun tidak berhasil. Ketika Karna yang hadir pada saat itu ikut mencoba, ia berhasil memanah ikan tersebut dengan baik. Namun ia ditolak oleh Dropadi dengan alasan Karna lahir di kasta rendah. Arjuna bersama saudaranya yang lain menyamar sebagai Brahmana, turut serta menghadiri sayembara tersebut. Arjuna berhasil memanah ikan tepat sasaran dengan hanya melihat pantulan bayangannya di kolam, dan ia berhak mendapatkan Dropadi.

Ketika para Pandawa pulang membawa Dropadi, mereka berkata, "Ibu, engkau pasti tidak akan percaya dengan apa yang kami bawa!". Kunti (Ibu para Pandawa) yang sedang sibuk, menjawab "Bagi dengan rata apa yang sudah kalian peroleh". Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kunti, maka para Pandawa bersepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri mereka. Mereka juga berjanji tidak akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari perbuatan yang menggangu adalah pembuangan selama 1 tahun.

Arjuna di Nusantara
Arjuna versi wayang Bali.Di Nusantara, tokoh Arjuna juga dikenal dan sudah terkenal dari dahulu kala. Arjuna terutama menjadi populer di daerah Jawa, Bali, Madura, dan Lombok. Di Jawa dan kemudian di Bali, Arjuna menjadi tokoh utama dalam beberapa kakawin, seperti misalnya Kakawin Arjunawiwāha, Kakawin Pārthayajña, dan Kakawin Pārthāyana (juga dikenal dengan nama Kakawin Subhadrawiwāha. Selain itu Arjuna juga didapatkan dalam beberapa relief candi di pulau Jawa misalkan candi Surowono.


[sunting] Arjuna dalam dunia pewayangan Jawa
Arjuna juga merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewayangan dalam budaya Jawa Baru. Di bawah ini disajikan beberapa ciri khas yang mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sansekerta.


[sunting] Sifat dan kepribadian
Arjuna seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).

Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain di gunung Himalaya.

Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan yang selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda dengan Wrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.


[sunting] Pusaka
Arjuna versi wayang Jawa.
Wayang kulit Arjuna yang diberi warna.Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain: Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putera Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati, Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).


[sunting] Istri dan keturunan
Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai 15 orang istri dan 14 orang anak. Adapun istri dan anak-anaknya adalah:

Dewi Subadra, berputera Raden Abimanyu
Dewi Larasati, berputera Raden Sumitra dan Bratalaras
Dewi Ulupi atau Palupi, berputera Bambang Irawan
Dewi Jimambang, berputera Kumaladewa dan Kumalasakti
Dewi Ratri, berputera Bambang Wijanarka
Dewi Dresanala, berputera Raden Wisanggeni
Dewi Wilutama, berputera Bambang Wilugangga
Dewi Manuhara, berputera Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati
Dewi Supraba, berputera Raden Prabakusuma
Dewi Antakawulan, berputera Bambang Antakadewa
Dewi Juwitaningrat, berputera Bambang Sumbada
Dewi Maheswara
Dewi Retno Kasimpar
Dewi Dyah Sarimaya
Dewi Srikandi

Jadi inilah wayang ARJUNA

Sabtu, 15 Maret 2008

Kawah Candra Dimuka


nuansa kabut yang turun di kawah "Bandung"
mengisyaratkan keindahan alam tanpa manipulasi
menyala hijau pada malam hari
inilah Petualangan....

Nukilan Budaya "JAVA"



Seharusnya Awal yang menjadi cerita:

Batara Semar

MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.

Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.

Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:

  1. tidak pernah lapar
  2. tidak pernah mengantuk
  3. tidak pernah jatuh cinta
  4. tidak pernah bersedih
  5. tidak pernah merasa capek
  6. tidak pernah menderita sakit
  7. tidak pernah kepanasan
  8. tidak pernah kedinginan

kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.

Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.

Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.

Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.

Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.

Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.

Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.

Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.
Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.

Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.

SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.



Ini hanya nukilan budaya yang menjadi inspirasi tapi tidak untuk di yakini keberadaannya. mengambil manfaat atas apa yang indah dan benar, dan menjaui segala yang terkait dan mendekatkan pada kekufuran... Inilah dongengnya untuk menjaga moral kita agar tetap menginjak tanah.

Sabtu, 05 Januari 2008

Bumi Parahyangan












Cerita dari negri parahyangan or asal legenda Dayasumbing.
Ternyata ada gunanya juga pindah kerja, bisa sampe juga di tempat para bidadari2 turun dari
kahyangan dan menularkan kecantikannya pada penduduk lokal. Ndak perlu di tebak, langsung
aja 2 minggu ini lagi mengukur tiap jengkal tanah di bumi pasundan alias bandung. Awal lewat tol udah disuguhi pemandangan gunung dan bukit2 menghijau, langsung lanjut di kota. Janjian ama sohib kampus buat planing keliling bandung.
-Liat ciwalk dengan ending paling indah, mojok untuk ngopi sambil liat jalan raya yang jadi catwalk bagi pejalan kaki.
-Menikmati "surabi" khas makanan dengan suasana agak glamour
-Menuju lembang di senja yang dingin dan gerimis sambari menikmati susu murni, inget kayak di batu malang "payung" sayang tidak sampai puncak, keburu langit meneteskan hujan dengan derasnya.
-Makan nasi timbel komplit khas sunda, yang unik sayurnya banyak banget.. sampe ada buah ceri yang masih ijopun dihidangkan..... ini yang gua cari
-Tidak lupa ke masjid depan alun2, cuman ndak terlalu istimewa karena sayang kebersihannya kurang terjaga.
-Tidak ambil foto di gedung sate sambil berpose pake helm kontraktor, lucunya lagi pake sandal jepit lagi... bener2 ndak modis abis.
sebenernya masih banyak yang pengen ditulis, cuman mood lagi ndak bergairah...
Ntar deh klo sudah semangat lagi... gua terusin lagi.


Untuk temen-temen friendster yang pernah terkirim kata2 ini:

Memayu hayuning bawana
Ajining sarira dumunung ing busana
Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti
Tan ngendhak gunaning janma


Artinya:
Melindungi bagi kehidupan dunia
Nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya
kemarahan dan kebencian akan terhapus/hilang oleh sikap lemah lembut
tidak merendahkan kepandaian manusia



sedikit dari filosofi JOWO, bukan berarti mengagungkan ras or suku, tapi ada manfaat yang bisa
di ambil dari temen2 semua, dan aku yakin kalian adalah orang2 lebih pandai daripada penulis
dekil ini untuk sekedar paham akan maksud dan maknanya...

Selasa, 27 November 2007

Mengintip Jakarta



Assalamulaikum

Masa vakum sudah berakhir.....
terhitung sejak meninggalkan city of balikpapan, munkin 3 mingguan tak sempat untuk sekedar menuliskan seabjad atau beberapa kalimat di dunia semarku. Singkat cerita singkat bayar warnetnya hee..ehee. Mulai training di perusahaan baru dengan banyak hal2 asing n belum pernah ditemuin. Coba dijadikan list aja biar enak bacanya, meskipun tidak secara kronoligis:
awal mencium bumi jakarta sudah ada pemandangan kabut, tapi kok kagak dingin ya@#!$! Ternyata kabut asap, malah sempat mikir apa mataku yang sebenarnya sangat-sangat sehat mulai rabun atau memang view jakarta selalu kayak gini.
Cepet2 ambil minuman klorofil yang harganya lumayan amit2 mahal; bukannya sok kaya sih, tapi buat jaga2 klo sayuran yang ijo2 pada udah langka, anggap sebagai barang subtitusi meskipun rasanya kayak makan lumut.. Lho kok tau??? emang sih pernah dikit nyicipin si lumut.
Hunting kost2an dan selama perjalanan terus berdoa semoga dapet kos yang posisinya agak tinggian dikit dari po'on mangga. Lumayan klo banjir ndak perlu ikut tenggelam. N Actually dapet juga di daerah area Jl. SUNTER AGUNG BARAT, bagusnya lagi dapet di loteng or bahasa kerennya second floor.
Jiwa petualang mulai bergejojak pengen ngrasain petualangan baru di kota republik ini. Mulai awal dengan ikhlas dan penuh hormat ketipu ama tukang bajay. Bayangin aja, masak cuman jalan ndak sampai 5 km ongkosnya “cemban”. Trus lanjutin dengan makan soto betawi, tapi kok rasanya masih enak yang aku makan di balikpapan ya.. atau munkin yang jaga tempat makannya lebih cakep yang di balikpapan. Tapi emang pelayan seksi dan cakep abis sangat menentukan ramai tidaknya sebuah warung. Biar cuman tu warung jual krupuk doang, pasti tetep rame...SETUJU!!!
Lanjut dengan sedikit acara elit, cari 21 cinema buat bales dendam selama lebih dari 1 taon belum ngrasain duduk di kursi empuk 21 cinema. Dimulai dengan nonton GET MARRIED di sunter mall, ampe nyasar nonton di XXI.
Laporan pandangan mata n pembuktian temen bandit2 47 klo di setiap Bus ada familinya Dian Sastro ternyata bisa dipertanggungjawabkan. N klo dijadikan bahan skripsi pasti dapet nilai A++++. Dari bis satu kebis lainnya selalu dengan view cewek2 cakep yang berbeda, sungguh tidak membosankan untuk tipe2 pengamat sepertiku: Mata elangku seperti berfungsi kembali setelah terhitung sejak lulus kuliah sudah ndak berfungsi lagi n merantau ke balikpapan. Kayaknya dijakarta ini terlalu banyak vitamin A, ndak heran kenapa sebagian besar bandit2 47 kok pada bikin kavling disini... tapi tidak termasuk aku, meskipun mantan bandit 47 tapi masih memiliki jiwa kebebasan amat sangat besar n pengen mengalami perantauan yang unik dan mendebarkan dan sedikit biaya tentunya.
Acara makan2 lagi yaitu ngrasain kerak telor, dan setelah dicoba, dirasa, digunjing, dan dicibiri ternyata kesimpulannya :tidak maknyusss.. ndak akan diulang dua kali deh selain itu jadi syarat klo emang nanti jodohnya orang betawi dan harus makan tu kerak telor.
Ikutan touring bareng tmen dijakarta naik busway yang mulai 2 tahunan mengukir sejarah di jakarta; dengan berbekal the kotak empat biji n kaki yang kokoh dan kuat karena pasti dapet tempat berdiri, aku siarkan senyum tulusku disepanjang jalan buat sedikit ngimbangin pesona hidup n budaya orang jakarta yang tidak murah senyum.. kayaknya disini senyum tuh lebih mahal daripada beli Batagor, swear!! cuman para SPG yang dimall aja yang ngobral senyum, karena mereka dibayar untuk itu.Mulai dari Monas, Belakang istana Merdeka, Gambir, dan terserah rute busway yang ngangkut aku didalamnya.
Benar2 tipe petualangan yang membumi, mirip dikit ama seri sinetron Dedy Miswar 5 tahun lalu tentang perjalanan seorang petualang dari satu daerah ke daerah lain bermodalkan semangat dan tenaga serta sedikit biaya. Ada banyak ilmu dan karakter yang ditemui, ada banyak perubahan yang ingin kita ciptakan, ada banyak keindahan murah meriah yang terselip di setiap kesederhanaan nafas setiap manusia. Ya emang sih aku tidak terlalu dekat dengan glamoritas, lagian juga kayaknya ndak pernah bisa totalitas menikmatinya. Aku malah lebih menemukan banyak kekayaan hati disetiap pribadi, insan, yang dikenal ataupun cuman sekedar terlihat di ujung mata.


PS: ohya, aku masih nyisain permohonan maaf buat seseorang di balikpapan yang belum maafin keangkuhan, sikap aneh, dan ketidakjelasan perilaku ku di detik terakir menjahui balikpapan.

-Menarik bulan dengan jari kelingking
bukan untuk meremehkan keindahan
menjadi anehpun kadang adalah pilihan
mencuri sedihnya wanita untuknya
meremangkan sinar bulan amarah
sungguh...
kelingking adalah kecil
bulan adalah besar dan bersinar
telalu naif
untuk menjadi peperangan.-